Saat ini thrifting tengah menjadi tren mode di kalangan anak muda. Selain harga nya yang terjangkau, thrifting pakaian juga menawarkan model pakaian yang beragam dan berkualitas. Tidak dapat dipungkiri bahwa isu pakaian berkelanjutan dan ramah lingkungan tengah sering dibahas akhir – akhir ini. Namun, label pakaian yang tergolong ‘hijau’ masih terbatas dan harga nya dianggap kurang bersahabat bagi kaum millenial. Maka dari itu, thrifting menjadi pilihan untuk pengalaman belanja yang murah, nyaman dan cukup ramah lingkungan.
Apa Itu Thrifting?
Sebelum membahas lebih lanjut, mari kita mengenali thrifting terlebih dahulu. Thrifting adalah mencari atau membeli barang atau pakaian bekas yang kondisinya masih layak pakai. Dengan thrifting kita bisa membeli pakaian ‘baru’ tanpa mengeluarkan biaya yang besar, kita juga dapat sedikit membantu mengurangi limbah pakaian yang dihasilkan dari fast fashion. Di Indonesia sendiri, thrifting sudah masuk ke ruang digital, salah satu nya di media sosial seperti Instagram. Jadi kita tidak perlu effort untuk pergi belanja ke banyak grosir baju bekas lagi, cukup dengan meng klik pada aplikasi Instagram saja. Perkembangan ini telah melahirkan tren online thrifting atau pre loved yang kian merajarela sejak beberapa tahun teakhir. Mulai dari online thrift shop @lushshierre yang menjual berbagai mavcam jaket jeans, hingga @buru.studio yang mendesain ulang kepingan pakaian vintage premium nya.
Fast Fashion
Berbagai brand ready-to-wear di seluruh dunia saat ini mengusung konsep fast fashion. Tanpa kita sadari, industri fast fashion banyak memberikan efek yang buruk pada lingkungan. Pertama, fast fashion menggunakan bahan tekstil yang memiliki kualitas buruk sehingga pakaian menjadi tidak tahan lama. Hal tersebut membentuk perilaku konsumen menjadi lebih konsumtif, ditambah lagi musim serta model nya yang berganti dengan cepat. Hasilnya adalah limbah tekstil menjadi semakin banyak dan merusak lingkungan. Selain kualitas serta efek buruk pada lingkungan nya, fast fashion sangat merugikan para pekerja yang dieksploitasi tanpa kejelasan kontrak kerja. Banyak sekali pekerja yang tidak mendapat upah layak dan tidak mendapatkan asuransi keselamatan kerja.
Fashion Berkelanjutan
Oleh karena itu, thrifting bisa menjadi salah satu cara kita untuk mulai menerapkan sistem fashion berkelanjutan. Dengan siklus perputaran pakaian yang lebih lambat, thrifting dapat dilihat sebagai proses daur ulang pakaian dengan meminimalisir jejak karbon pribadi kita. Daripada membuang baju yang masih layak pakai, thrifting mengedepankan konsep berkelanjutan dan mendorong masyarakat untuk memberikan ruang perjalanan baru dari pakaian bekas yang kita jual atau beli. Melalui thrifting, kita dapat menghindari kultur industri pakaian yang memproduksi pakaian dalam jumlah massif dan menghasilkan limbah tekstil dalam skala yang berlebih. Thrifting juga bisa dibilang sangat bersahabat di dompet. Jaket jeans yang biasanya dibanderol dengan harga 500 ribu hingga jutaan rupiah, pada online thrift shop harga nya bisa dibanderol dengan 100 hingga 200 ribu rupiah saja. Bahkan kita dapat menemukan "harta karun" tersembunyi lainnya dengan harga yang lebih terjangkau. Selain keunggulan nya dalam isu pakaian berkelanjutan diatas, thrifting juga membuat kita lebih mengeksplor berbagai gaya dan makna dalam berpakaian tanpa terikat oleh tren tertentu. Kita diberi kebebasan dalam menentukan gaya berpakaian sesuai dengan jati diri kita, mulai dari aksesoris vintage tahun 80an hingga outfit trendy masa kini. Kamu juga bisa melihat Trend Fashion Pria tahun 2021 untuk memperkaya referensi fashion mu.
Sumber :
Muhamad Reinaldy Ghofani - 210104180087
Comments